Selasa, 29 Desember 2015

~Sekilas Cerita Perjuangan ~




        Yossshhh. Konichiwaaaa. udah 5 bulan saya tidak ngepost nih. maklum lah yang dulunya anak SMA sekarang udah kuliah :v. dan alhamdulillah, saya dapat melanjutkan kuliah di Institut Pertanian Bogor tercinta (banzaaaai). well, saya sendiri gak tau mau ngepost apa karena disibukan oleh tugas kuliah dan segala macam acara kuliah ataupun asrrama. mungkin untuk kali ini saya akan bercerita tentang bagaimana kisah hidup saya di masa masa SMA kelas XII dahulu. Siapa tahu ada yang termotivasi mendengar cerita saya ini :v welllllll, silahkan disimak.

Prolog
    Saya dan teman teman yang lain memulai kehidupan Sekolah Menengah Atas tahun ke tiga setelah bulan Ramadhan . Tahun ini merupakan masa masa sibuk yang mana bakal ada pertumpahan darah dan air mata di setiap jam nya (majas hiperbola). saya pun memasang niat baru untuk memulai kehidupan sekolah saya di tahun terakhir ini. Teman teman saya sudah memasang target dan tujuan untuk melanjutkan kuliah dimana. Sedangkan saya, hanya baru stuck di bagaimana caranya lolos UN dengan nilai yang memuaskan (walau saat itu UN bukanlah penentu kelulusan katanya). Namun hal itu tidak "terlalu" mengganggu saya. saya tetap dengan prinsip saya melakukan segala sesuatu STEP BY STEP. Karena percuma saja memikirkan kehidupan di negeri seberang jika tak ada jembatan untuk melintas (quote dari mana ini).

School's Arc
         Lanjut ke dalam kehidupan sekolah saya, saya dipertemukan kembali dengan teman teman kelas XI saya (kebetulan kelasnya tidak diacak) namun dipertemukan dengan guru guru baru. Memang benar kata senior senior terdahulu, jika sudah kelas XII, guru yang mengajarnya akan terasa beda. Mereka seperti mengerti dimana kekurangan dan kebutuhan kita terhadap pelajaran tersebut, dan alhamdulillahnya lagi tidak ada yang "aneh". Pada awal semester 5 ini, saya sebenarnya gugup untuk memulai, karena masa masa penting dimulai hari ini. Dan jika boleh jujur, saya selalu takut jika ada kata kata "nilai sudah keluar" tiap selesai test, TO atau Ujian lainnya. Karena saya orangnya agak gampang panik jika melihat hasil buruk. namun saya juga gampang terbuai kalau mendapat nilai yang terlalu tinggi dari yang dibayangkan (serba salah).\

          Sehari hari, saya selalu bersama dengan "konco konco" saya yang beraneka ragam. ada yang robot, ada yang kembar tertukar, ada yang hitam, ada yang suombuong, dan ada yang "cyborg" dan kebetulan salah satu teman sebangku saya merupakan "cyborg pengetahuan" yang persentase kesalahan menjawab nya dibawah 0,5%. kehidupan sekolah saya kadang indah, kadang pahit dan kadang juga asem :v kenapa saya bilang asem? karena tingkah laku konco konco saya yang beraneka ragam :v dan kenapa saya bilang pahit? karena masih sempat sempatnya merasakan yang namanya cinta ngegantung di akhir akhir masa SMA :v. bukan hanya saya, bahkan teman saya yang kayaknya gak punya ketertarikan cinta cintaan saat SMA terjebak pada hal tersebut... well , lupakan!
         Jika melihat wali kelas kami, sebenarnya beliau adalah wali kelas yang baik dan perhatian terhadap muridnya. namun sayangnya beliau agak blak blak an dan terlalu funky :v sehingga membuat kami terkagum kagum. beliau merupakan guru matematika yang pernah meneruskan studi ke jepang (keren gak tuh), dan merupakan guru dari orang tua perempuan teman saya yang cyborg tersebut :v. terkadang beliau selalu memanggil si cyborg dengan gelar "master" (kok jadi ngomongin orang lain sih). kembali ke kehidupan pribadi saya, tak jarang saya remedial pada berbagai ujian (walau cuma mapel tertentu),  dan alhamdulillah juga tak jarang nilai saya yang turun juga (pada mapel tertentu juga). karena saya berprinsip jika saya tidak mampu pada satu atau dua subjek, maka saya akan balas berkali kali lipat di subek lain. 

            Pernah saya mendapatkan nilai yang begitu jelek di salah satu mapel hingga saya nyaris menangis. malah sudah sedikit menangis di pojokan kelas hingga teman teman terdekat saya menyadari. kenapa sampai begitu? karena disaat itu, hanya kaum minoritas yang mendapat nilai jelek, hampir seluruhnya mendapat nilai yang baik, bahkan sempurna. disaat itu saya sangat putus asa. Ditambah lagi saya sudah kelas XII, membuat saya makin stress melihat nilai tersebut dan membuat saya berpikir "gimana ntar UN nya nih kalau cuma ulangan yang cuman 2 bab aja nilai se anjlok ini?". namun disitulah gunanya teman. teman teman yang berada disekitar saya langsung menghibur saya dan memotivasi saya untuk tidak terlalu lama tenggelam. bahkan mereka mengajak untuk mempelajari bagian mana yang saya tidak paham. sebenarnya saya senang karena hal itu, namun entah kenapa malah berujung jadi rasa terharu :v segera saya bangkit dari keterpurukan, karena berlarut larut dalam kesedihan tidak akan mengubah keadaan yang telah terjadi.  Dan jika boleh jujur, saat awal awal kelas X dahulu saya juga tak jarang mendapat nilai yang begitu parah. Sempat saya merasa sangat putus asa (namun tidak sampai menangis) karena tak bisa menunjukan taring di sekolah yang katanya bagus tersebut. Bahkan saya sempat pasrah tidak mau belajar maupun memikirkan nilai lagi. Namun melihat bagaimana teman saya menyemangati saya dan bagaimana orang tua yang justru menyemangati saya untuk terus maju, Sejenak air mata itu berhenti. Dan membuat saya ingat alas an kenapa saya bertarung di sekolah ini. Dan saya berpikir untuk tidak mengecewakan orang yang telah membuat saya bahagia dan bersyukur lahir di dunia ini. Dan alhamdulillah, saya tidak mudah down lagi hingga kelas XII. well, boleh saja merasa jatuh, yang tidak boleh ialah tidak mencoba untuk bangkit setelah jatuh kan? 

      Pada semester 7, semua murid kelas XII mulai menginjak gas dalam dalam. banyak yang menambah porsi belajar hingga les. tak sedikit pula yang berakhir sakit karena terlalu memforsir diri. melihat semangat teman teman saya, saya pun ikut terbakar dan mulai menjadi lebih fokus. bisa dibilang tidak ada tanggal merah di kalender saya,(kecuali kalau emang hari besar :v). namun saya tidak sampai memforsir diri. dikala saya lelah, saya istirahat, dikala jenuh, saya nonton anime,gaming,surfing di internet dsb. dan disaat waktu senggang, saya pun menyempatkan diri untuk berbicara mengenai masa depan dengan ortu dan kakak saya sebagai pelecut semangat. bahkan saya juga meminta saran dan nasehat dengan guru privat saya. kebetulan tempat privat saya emang tempat langganan sejak SD dahulu dan sudah saya anggap sebagai rumah yang lain. tiap hari, makan pagi dan siang hanyalah kertas UN tahun lalu dan buku FOKUS UN . bahkan saya membeli banyak buku untuk referensi soal , dan ortu saya sangat mendukung hal tersebut. kalau boleh jujur, saya hanya membeli 2-3 buku dan itu tak semuanya sempat saya baca. namun lebih baik berjaga jaga daripada kekurangan kan?

      Apabila tak ada guru dikelas, kami sering berdiskusi tentang soal, walau ujung ujungnya bakal ngobrol gak jelas :v kebetulan saya dan teman teman saya menganut sistem belajar serius dan santai dan diselingi candaan. kenapa demikian? karena kadang candaan atau hinaan hinaan lucu itu yang bakal ngikut nempel dengan pelajaran yang sedang didiskusikan. bahkan teman saya sering membuat kalimat kalimat lucu untuk membuat kita hafal rumus atau materi suatu pembelajaran tersebut. dan well, it's super effective man, tak jarang kami menemui soal soal yang sesuai dengan cara belajar atau menghafal kami. memang tak semua, namun setidaknya itu membantu membuatnya nempel lama daripada hanya numpang nempel di ingatan doang

    Saat kelas XII, saya juga memberikan apresiasi penuh terhadap guru fisika saya yang selalu memberi soal soal latihan UN yang ia rancang sendiri sesuai SKL. beliau juga sering memotivasi kami dengan cerita cerita penuh arti. tidak hanya beliau saja, guru guru mapel lain pun punya caranya masing masing yang membuat kami mengenang jasa jasa dan kebaikan mereka. tak hanya guru, bahkan teman teman saya pun murah hati berbagi soal soal yang telah ia selesaikan terlebih dahulu. sehingga kami mengerti bagaimana cara menyelesaikannya. 

SNMPTN and UN's Arc
    Jika ngomong soal nilai, saat saya sekolah dahulu, penerimaan CAMABA ditentukan melalui jalur SNMPTN dan SBMPTN. Dimana jalur pertama diterima melalui nilai rapor plus nilai UN (singkat kata, Undangan) dan yang kedua melalui test. Melihat hasil peringkat paralel, saya sebenarnya agak pesimis untuk lolos melalui jalur SNMPTN. Karena Desas desusnya hanya setengah dari seluruh murid di sekolah saya yang bisa lolos lewat jalur tersebut. dan kebetulan saya dibawah dari peringkat tengah secara keseluruhan. Walau nilai saya sebenarnya tergolong biasa biasa saja di bandingkan yang lain, namun jika mengambil sisi positifnya, nilai rapor saya memiliki grafik yang naik dan konsisten walau sedikit demi sedikit. (Alhamdulillah tidak ada nilai saya yang turun). saya pun terus menggali info tentang PTN yang cocok dengan kemampuan saya dan memiliki persentase kemungkinan masuk tertinggi. Dan dari sekian banyak PTN, dan setelah banyak banyak browsing di internet serta diskusi dengan orang tua, saya pun kepincut dengan IPB, UI dan UNAND, namun muncul masalah yang baru, yaitu saya bingung memilih jurusan, antara Sastra (Inggris, Jerman, dan jepang), Sistem Komputer, Kehutanan dan Peternakan. Saya pun browsing internet sampai melihat blog blog orang lain untuk mengetahui pilihan saya tepat atau bagaimana. Hingga pada akhirnya saya memilih jurusan yang terbaik menurut saya, terdapat 3 pilihan yang ada dikepala saya. dan sudah saya putuskan untuk mengambil 2 pilihan di IPB dan UNAND. baiklah, mungkin tidak perlu dijelaskan kenapa saya berpikir untuk lanjut ke UNAND, namun dari sekian banyak PTN di pulau jawa sana, kenapa saya memilih IPB? well, inilah alasannya.

     Pada bulan februari, saya mengikuti acara IPB goes to School di Univ Ekasakti. saya dan teman teman sekolah saya yang berminat masuk sana pun ikut dan mengikuti seminarnya. dan apa yang saya dapat disana? saya mendapatkan gambaran bagaimana seluk beluk IPB serta jumlah kuota murid yang bisa lolos di masing masing fakultas yang ada disana. dan saya mengetahui kalau Omda (organisasi mahasiswa daerah) disana SOLID. hingga kita dapat menganggapnya sebagai keluarga sendiri. dan kebetulan mahasiswa minang disana juga banyak, dan ada kakak kelas saya disana (banyak pula). setelah melihat seluruh slide show, semangat saya untuk merantau pun meningkat. dan saya pun menetapkan untuk meneruskan kuliah di Bogor, di Institut Pertanian Bogor. Namun apakah restu orang tua dapat dengan mudah diberi? Awalnya ayah saya setuju saja jika saya merantau keluar, karena saya satu satunya anak laki laki di rumah ini, namun tampaknya ibu tidak terlalu sependapat. Beliau menyarankan saya untuk berkuliah di dalam kota saja. Saya mengapresiasi niat beliau yang mengkhawatirkan saya, namun jika bukan sekarang , kapan lagi kesempatan saya untuk berkembang? Setelah meyakinkan ibu, akhirnya beliau mengizinkan juga. beberapa hari setelah itu, pada malam hari setelah syukuran atas wisudanya kakak saya, saya dan keluarga mengurus seluruh berkas untuk jalur Undangan. disaat mengisi data online, saya selalu mengetik dengan berdoa, begitu juga keluarga saya (terutama kakak). saya pun sudah meneguhkan hati untuk meneruskan studi di IPB dan mencoba kehidupan baru dan berkembang.  melihat nilai saya yang tidak tinggi maupun tidak rendah, sebenarnya saya bisa dibilang terlalu berani melakukan hal tersebut. namun berhembus suatu kata ke dalam kepala saya yaitu.
"Lebih baik gagal setelah mencoba dari pada gagal tanpa mencoba sama sekali"
 Saya pun meneguhkan tekad dan mengukuhkan niat, dengan mengucap bismillah, saya pun menekan tombol finalisasi dengan disaksikan keluarga saya.

  Setelah semua orang menetapkan pilihan PTN mereka di situs resmi SNMPTN, saya pun mencheck pilihan PTN teman teman saya di situs sekolah. dan tenyata banyak sekali yang memilih Univ di luar kota, begitu juga IPB. saya mulai deg degan. namun apa daya, yang bisa saya lakukan hanya berdoa dan mengeraskan keyakinan. menjelang UN, saya pun meningkatkan fokus untuk belajar. pada bulan maret, untuk pertama kalinya saya berhenti mendownload anime dan mengurangi porsi nonton anime saya. memang awalnya sulit, namun jika bukan sekarang saya mengorbankan waktu, ya kapan lagi dong ya?.  bulan maret emang bulan penuh perasaan deg deg an . satu bulan penuh kegiatan hanya stuck itu itu aja. jika saya boleh jujur (lagi), tiap kali saya pulang sekolah bersama teman teman saya, saya sudah merasa ada jarak yang menjauh dengan mereka semua. bukan karena kami markir motornya jauh, namun entah kenapa, saat keluar dari pagar, ada sesuatu yang hampa terasa. Tiap kamis, jumat, sabtu dan minggu, saya selalu disuguhkan soal soal pertanyaan UN. Memang saya sudah mulai muak dan jenuh. Namun jika tidak sekarang, kapan lagi waktu dan stamina ini aku korbankan? Dikala jenuh, saya selalu mengingat alasan saya bertarung, demi keluarga, teman teman serta orang yang saya sayangi. Dan saya juga tidak mau apa yang telah saya perjuangkan selama 3 tahun ini terbuang sia sia karena 3 hari. Saya pun tidak ingin nilai UN saya anjlok dan memberatkan nilai rapor saya.

    Sebelum UN, tentulah diadakan muhasabah untuk menghapus seluruh beban kami. kami meminta maaf masing masing supaya tak ada dendam diantara kami ataupun dosa. bahkan meminta maaf pada orang tua kami. setelah itu, semua murid kelas XII mendapatkan jatah minggu tenang. beberapa hari dari minggu tenang saya pakai untuk belajar khusus dengan teman saya. sungguh saya sangat bersyukur mendapatkan teman teman seperti mereka. saling membantu disaat susah, dan saling menguatkan di mapel yang kami tidak terlalu kuasai. sebelum UN, banyak adik kelas yang memberikan semangat untuk seluruh kakak kelas XII . semua staff sekolah pun memberikan dukungan terhadap kami.

  Hingga pada akhirnya, Tanggal 13 April 2015, pertarungan kami dimulai. memulainya dengan niat dan doa, serta sarapan yang cukup. saya pun berangkat meminta restu kepada ortu saya. walaupun Ujiannya hanya 3 hari, kami merasakannya seperti 1 minggu. hari demi hari kami lewati, tiap bundaran abo kami lingkari. hingga pada akhirnya, kami pun sampai pada hari terakhir UN pada tanggal 15 April, hari yang begitu spesial, karena merupakan UN terakhir saya, dan juga merupakan hari dimana umur saya bertambah tua satu tahun. pukul 11:59. saya pun melihat jam dan menghitung detik demi detik. hingga bel tanda ujian berakhir pun selesai. serentak kami di kelas bertepuk tangan riuh menandakan masa masa SMA kami pun telah berakhir secara akademis. seluruh orang keluar dengan kepala tegak dan wajah tersenyum. karena apapun hasilnya, kami sudah tidak akan kecewa lagi, karena kami semua telah memberikan semua yang kami punya pada 6 helai kertas ujian yang telah diberikan. semua nya pun memberikan selamat satu sama lain dan pulang ke rumah masing masing. ada juga yang pergi keliling keliling pake motor

         sedikit curahan hati, saya sendiri agak merasa nyesek dikala orang tidak banyak yang mengingat ulang tahun saya karena kalah saing dengan euforia berakhirnya UN :v. well itu tak bisa disalahkan juga, mengapa? karena saya sendiri juga tak terlalu memikirkan hal tersebut. setelah selesai UN, pikiran saya hanya terfokus pada anime yang telah saya simpan untuk di tonton pada akhir ujian nanti. kira kira satu setengah bulan saya tidak menonton waifu anime saya di layar laptop. sampai malam, kerjaan saya hanya menonton anime yang telah saya drop sebelumnya, hingga saya akhirnya baru sadar kalau tak banyak yang sadar kalau hari ini adalah hari ulang tahun saya :'v. namun tidak separah itu lah. keluarga saya merayakannya dengan membelikan makanan untuk dimakan bersama dirumah. senang, namun agak sedih juga, karena disaat itu saya agak kurang berselera makan dikarenakan kondisi tubuh yang sudah kurang baik. baik itu secara fisik atau stamina.

  Farewell's Arc

     6 hari setelah UN, seluruh kelas 12 melaksanakan perpisahan di gedung UPI CONVENTION CENTER. acara ini dihari oleh seluruh murid kelas XII dan juga seluruh guru dan junior. well, acara tersebut berkesan lah. dapat berfoto dengan teman teman semuanya serta acaranya juga meriah. acara berlangsung hingga pukul 4 sore. saya sendiri sesungguhnya sedih beserta haru, kenapa? karena rasanya acara tersebut kurang lama, jika kita mengingat kalau kita akan berpsah pada waktu yang lama. tidak terasa 3 tahun terasa seperti sekejap mata saja. namun saya sudah cukup puas dengan kehidupan masa masa SMA saya, karena telah menemukan teman teman yang memang dapat diandalkan, dan berbagi kenangan "nano nano" bersama mereka :v. (baper), 

   3 hari setelah itu, saya dan teman teman kelas saya (tidak semua yang datang) mengadakan homestay terakhir kelas. homestay berlangsung selama 2 hari di rumah salah satu teman kami. rutenya ke mifan dan bukittinggi. walau rute nya sebenarnya "klasik", namun yang saya hargai adalah kebersamaannya. saya sendiri tak dapat berkomentar banyak mengenai homestay ini. karena memang homestay tersebut memang waktu waktu yang berharga menurut saya.

  setelah selesai homestay, hari hari gabut saya dimulai. gak tau mau ngapain, saya hanya tidur, mandi, nonton dan repeat. kurang lebih 23 jam hidup saya dihabiskan dikamar saja :v. adapun keluar kamar hanya hitungan menit untuk melakukan hal hal yang dirasa perlu. namun, saya juga tak mau takabur. saya menggunakan waktu libur saya untuk les fokus SBMPTN, untuk jaga jaga kalau rezeki saya nantinya di jalur tes. awalnya saya ingin ikut les persiapan SBM jika hasil SNMPTN sudah keluar, namun teman saya menganjurkan utk cepat ikut. yaudah saya ikut aja. kurang lebih nyaris 1 bulan saya ikut TO dan les disana bersama teman teman saya. well, saya juga bertemu teman teman baru disana.

  3 minggu telah berlalu, pada tanggal 10 Mei 2015, menjadi hari yang penuh rasa deg deg an bagi seluruh siswa kelas 12 di seluruh negeri ini. dan juga merupakan sesi les terakhir bagian pertama. hari sabtu siang, setelah selesai les saya langsung pulang ke rumah. karena saya selalu kepikiran dengan hasil SNMPTN saya yang akan diumumkan jam 5 nanti sore nanti. bahkan saya gemetaran bawa motor. sebelumnya, saya berpesan pada ibu saya "ma, dimanapun aku diterima, dan melalui jalur apapun, mungkin itulah yang terbaik". ibu saya pun sudah ikhlas dengan segala hasil nanti. mungkin seluruh orang tua yang ada akan berdoa dan ikhlas terhadap hasil SNMPTN anak mereka saat itu. menunggu jam 5 itu sangat lah lama, saya pun mempercepatnya dengan cara tidur :v. waktu bangun, tiba tiba sudah jam 5. mata saya langsung terbuka dan jantung saya langsung berdegup super kencang.saya pun meletakkan laptop saya di ruang keluarga supaya ibu saya dapat menyaksikan hasilnya bersama. lebih tepatnya, saya butuh bahu untuk bersandar melihat apapun hasilnya nanti. selagi laptop saya mau hidup, saya sudah mendapat berita berita baik dari teman teman saya yang katanya sudah diterima di PTN idaman mereka, selamaaat yaaa! saya pun makin deg deg an, sungguh jari jari saya gemetaran dan pandangan saya menjadi tidak fokus. hingga saya akhirnya memutuskan untuk menekan tombol melihat hasil pada pukul 5:20 sore. sebelumnya saya berkata pada ibu saya "ma, apapun hasilnya harus diterima ya. doakan lolos SNMPTN ya". saya pun memencet enter. dan hasilnya......................................


SELAMAT, ANDA DINYATAKAN LULUS SNMPTN
DI
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
tidak ada sepatah kata pun yang keluar dari mulut saya maupun ibu saya. yang bisa saya lakukan hanya tercengang, lalu membacanya secara perlahan dengan suara kecil dan berkata "lulus,... ini serius lulus? ma ini serius kan ma? tolong bacain dong! aku gak sedang tidur kan!? ini gak dibajak kan!?" karena kebahagian yang begitu meluap luap, seolah olah raga saya tak bisa mengikuti bagaimana ekspresi yang diucapkan bathin saya. dan pada akhirnya, saya pun "meledakkan" emosi saya dan berkata "ALHAMDULILLAH YA ALLLLLAAAAH. YATTTAAA DAZOOO! WOOOOOOOH!" saya pun sujud syukur sambil melompat lompat. air mata saya menetes dan sayapun memeluk ibu saya. kebetulan di rumah hanya ada saya dan ibu saya saja. teman teman saya juga memberikan selamat kepada saya. alhamdulillah, saya dan  beberapa teman saya lolos, namun ada beberapa dari mereka yang tampaknya rezekinya di jalur tulis (dan mereka memang lolos di jalur tulis tanpa ada kesulitan). saya pun berkeliling dengan motor untuk meluapkan emosi saya hingga maghrib lewat. disaat kakak dan ayah saya pulang, tampaknya ibu saya belum memberi tahu berita itu. dan ibu saya menyuruh saya untuk memberi tahu berita bahasgia itu langsung dari mulut saya sendiri. dan dengan tegap, saya memberitahu hasilnya, yang membuat ayah dan kakak saya kaget bahagia. malam harinya,  saya berkunjung kerumah teman saya yang juga mengambil IPB, dan dia pun berkata bahwa ia juga lulus. kami pun saling menyemangati dan bahagia yang ujung ujungnya kami pesta kecil kecil lan di KFC spbu :v. saya pun tidak bisa tidur karena over excited karena hal itu, energi saya terus meluap luap. Keesokannya, saya pun memberi semangat kepada teman saya yang rezekinya di letakan di jalur SBMPTN untuk belajar lebih harinya. karena jujur, tanpa adanya beliau, mungkin semangat saya tak akan sedahsyat ini dan tekad saya tak akan sekeras baja.


well, inti dari apa yang telah saya curahkan ini sebenarnya singkat sih. Bagi adik adik ku yang bertarung di masa masa akhir SMA sekarang, tetaplah semangat dan jangan pernah patah arang ditengah jalan dalam jangka yang waktu yang lama. buatlah kenangan kenangan terakhir yang indah karena itu akan berguna sebagai moodbooster dikala lagi down. dan jangan pernah memutuskan hubungan dengan teman teman maupun keluarga. karena "kekuatan lain" berasal dari dukungan dan doa mereka. jangan sampai ada niat "menghancurkan" teman disaat memilih pilihan nanti . dan jangan pernah pelit berbagi ilmu. karena ilmu itu aneh, semakin dibagi malah semakin banyak bukan?